Postingan

Isu Etik dan Legal Penggunaan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling

     Hubungan mendalam dapat tercipta secara bertahap terutama jika antara konselor dan konseli belum saling kenal. Oleh karenanya diperlukan beberapa kali pertemuan untuk sampai pada hubungan komunikasi yang mendalam. Ada banyak yang menyangkut masalah etik maupun masalah hukum yang terkadang keduanya tidak sejalan. Menurut Glading bahwa etik dan hukum merupakan dua cara berfikir yang berbeda. Untuk alasan inilah yang kuat untuk mempertimbangkan konseling dan sistem legal dari perspektif lintas budaya.     Kajian hukum dalam layanan konseling dibangku kuliah nyaris tidak tersentuh sehingga tidak heran jika sebagian besar konselor muda dan sebagaian praktisi bimbingan dan konseling sangat awam pemahaman aspek legal hubungan konseling. Kaitan hukum dan konseling tidak hanya berurusan dengan penanganan atau tindakan atas dugaan pelanggaran kode etik tetapi juga perlu untuk mendapat lisensi dan sertifikasi. Isu-isu lainnya hanya merupakan akibat dari isu utama tersebut. Isu kerahasiaan se

Sistem Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling

Dunia konseling harus bisa berkolaborasi dengan dunia teknologi dalam menghadapi dan mempertahankan keberadaan bimbingan dan konseling. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT. Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus mensinergiskan dengan teknologi yang sedang berkembang. Pesatnya komputer dan penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan dunia konseling. Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT dalam dunia konseling dapat dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono (2002) dalam (Nurhudaya : 2005) antara lain : 1. Keragamaan teknologi 2. Kurang mampu membeli ICT 3. Kurang kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT 4. Informasi yang kurang komperhensif 5. Terlalu terikat dengan menu pokok 6. Keamanan 7. Kolaborasi. Kompetensi yang dimiliki konselo

Komputer Sebagai Sarana Kerja BK

      Komputer Sebagai Sarana Kerja BK    A. Pengertian Komputer         Para pakar dibidang teknologi dan informasi memberikan kepada kita bebarapa pengertian dan pendapat tentang komputer. Berikut ini beberapa pengertian dan pendapat tentang komputer yang saya dapatkan yaitu: Menurut Widjadja Tunggal (1993) mengemukakan bahwa komputer adalah suatu mesin yang dapat memanipulasi data dengan sendiri. Sedangkan menurut Fuori (Budiyanto dan Mauliana, 2010) berpendapat bahwa komputer adalah suatu alat pemrosesan data yang dapat melakukan perhitungan besar dan cepat, termasuk perhitungan aritmetika dan operasi logika tanpa campur tangan manusia. Dan Menurut Bahari, dkk (2011) “Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti”. Menurut Gausel (Hurairah, 2009) ‘bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan dan konseling p

Pengertian E Konseling

 A. PENGERTIAN BIMBINGAN                  Pengertian Bimbingan menurut Sunaryo Kartadinata (1998: 3) yaitu proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Sedangkan Rochman Natawijaya (1987:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilalukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.             B. SEJARAH SINGKAT E-COUNSELING             Menurut Gilbson (2008:28) istilah E-Konseling berasal dari bahasa inggris yaitu E-Conseling (elektronic counseling) yang secara singkat diartikan yaitu proses penyelenggaraan konseling secara elektronik. Cikal bakal berdirinya istilah E-Konseling berasal dari penyelenggaraan konseling online pada tahun 1960-1970,sebagaimana koutsonika (2009) menyebutkan bahwa konseling online pertama kal